Bayangmu semu atau nyata?
Suram,
Bahkan jam telah memakan hari menghabiskan masa yang kian menghimpit
Aku terduduk sendiri di bangku coklat kusam ini dengan segala asa yang melekat
Tak bergeming,
Tapi, gurat wajahmu hadir di sela-sela kebekuan
Menampilkan rinai tawa khas yang mampu memberikan sensasi aneh bagiku
Menggetarkan jiwa yang tengah diselimuti kerinduan menggebu
Tuhan, apakah ini nyata?
Ia bahkan berada di sampingku, hanya berjarak seperempat meter.
Tapi, kenapa bibir ini terasa keluh untuk mengatakan sesuatu?
Tangan ini seolah tak sanggup menggapaimu
Kau tolehkan kepalau perlahan, tapi kini tak kutemukan lagi senyum itu
Memudar kian memudar...
Tergantikan dengan mimik datar minus ekspresi
Hingga kini kau beringsut bangkit, menarik sepasang kaki jenjangmu menjauhiku
Terseok memang, tapi itu semakin membuat mu jauh.
Mataku memanas, aku kalut.
Ada apa denganmu sebenarnya ??
Kau semakin menjauh, hingga punggung lebarmu tak dapat terjangkau oleh kedua manik mataku lagi.
Tanpa sadar, bulir bening ini meluruh tanpa bisa di kendalikan.
Seolah mengejar sosokmu yang meninggalkan seberkas cahaya kepedihan.
Miris..
Kini waktu berkata yang sesungguhnya,
Membuatku seolah-olah terdakwa yang bersalah
Membuatku untuk melihat yang sebenarnya fakta bukan bualan!
Hingga membuatku terjungkal merasakan sakit.
Apa yang harus ku lakukan?
Tetap mempercayai kenyataan yang ada di depan mata, atau..
Kenangan yang berujung semu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar