Senin, 30 April 2012

Kerangka Manusia Purba Tertua Patahkan Teori Darwin


BERKELEY (Berita SuaraMedia) - Penemuan kerangka manusia pura tertua bernama Ardi dianggap sebagai temuan paling penting tahun ini. Penemuan ini membuktikan bahwa manusia dan simpanse berevolusi secara terpisah.

Dilansir melalui Berkeley Education, senin (9/5/2011), penemuan ini tidak hanya mencengangkan para ilmuwan tapi juga manusia. Secara tidak langsung temuan ini mematahkan teori Darwin yang menganggap manusia berevolusi dari kera.

Sebelum menerbitkan temuannya, seluruh tim yang diketuai Tim White dari University of California, membutuhkan waktu 17 tahun untuk mencari dan menganalisa tengkorak Ardi dan ribuan fosil lainnya yang ditemukan bersamaan. Ardi dianggap sebagai nenek moyang manusia sebenarnya, bukan kera.

Ardipithecus ramidus atau biasa disebut Ardi merupakan spesies primata yang hidup sekira 4,4 juta tahun lalu di sebuah wilayah yang kini bernama Aramis, di Ethiopia.

Ardi seratus tahun lebih tua jika dibandingkan dengan Lucy, kerangka primata tua lainnya yang ditemukan di Afrika pada 1974. Kerangka ini memiliki tinggi empat kaki atau sekira 1,2 meter dan 125 potongan rangka yang sudah termasuk tengkorak kepala, gigi, tulang panggul, tangan dan tulang kaki.

Ilmuwan menyebutkan, data yang berasal dari bagian-bagian tubuh Ardi membuka pengetahuan baru mengenai evolusi.

"Ardipithecus memberitahukan bahwa kita sebagai manusia telah berevolusi hingga menjadi bentuk yang sekarang selama kurang lebih enam juta tahun," kata salah satu ilmuwan anggota tim, C Owen Lovejoy dari Kent State University.
Hasil analisa kerangka mengungkapkan bobot Ardi diperkirakan seberat 110 pounds atau 49 kilogram, memiliki tangan dan jemari yang panjang, serta bergigi besar yang digunakan untuk membantunya meraih dahan saat dia bergerak kesana kemari di antara pepohonan.

Ukuran otak Ardi diperkirakan sama dengan ukuran otak simpanse, namun spesies ini memiliki lebih banyak kemiripan dengan manusia, seperti kemampuan berdiri tegak dengan dua kaki.

Sebelumnya, Ilmuwan menemukan lebih banyak bukti bahwa rangka Hobbit asal Flores, Indonesia merupakan spesies baru manusia.

Rangka Hobbit yang ditemukan pada 2003 itu memang masih menjadi perdebatan dikalangan ilmuwan. Sebagian mengklaim spesies ini merupakan contoh spesies hominin mungil baru. Sementara sebagian lainnya berargumen, spesies ini merupakan sampel manusia modern yang pada perkembangannya menjadi mengecil karena proses seleksi alam.

Dalam jurnal ilmiah Nature, terdapat dua buah hasil karya penelitian yang mendukung bukti bahwa rangka Hobbit yang diperkirakan menjelajah Flores hingga 8.000 tahun lalu itu merupakan spesies baru manusia, demikian keterangan yang dikutip dari BBC News. 

Tim arkeologi menemukan makhluk mungil dengan tinggi satu meter dan berat 30 kilogram ini di gua Liang Bua kepulauan Flores. Mereka menduga populasi mereka termasuk kedalam spesies Homo floresiensis yang terpisah dari kelompok Homo sapiens yang pernah ditemukan sebelumnya.

Menurut mereka, Hobbits adalah keturunan spesies manusia jaman pra sejarah bernama Homo erectus yang tinggal di Asia Tenggara lebih dari satu juta tahun lalu.

Selama bertahun-tahun, karea proses seleksi alam tubuh mereka berevolusi menjadi bentuk yang lebih kecil. Namun beberapa ilmuwan beragumen bahwa Hobbit memiliki masa otak berukuran seperti otak simpanse yaitu hampir 400 kubik cm, sepertiga dari ukuran otak manusia modern.(ok2)www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

tyak ☺ Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting