PALEMBANG - Kebiasaan mencuci tangan memakai sabun harus dimulai dari sejak kecil. Itu harus sejalan dengan ketersediaan air bersih di sekolah. Saat ini, dari 264 sekolah dasar yang ada di metropolis, belum separuhnya yang teraliri air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang. Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) menargetkan pada 2013 setidaknya seperempat dari jumlah SD tersebut dapat dialiri air bersih.
Demikian diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang H Husni Thamrin pada acara Cuci Tangan dengan Sabun Sedunia Kota Palembang di SD Negeri 33 Makrayu, kemarin. Siswa-siswi SD tersebut sangat antusias cuci tangan memakai sabun. Kebiasaan itu sudah dimulai sejak 2010 yang lalu. Sekitar 21 westafel ada di setiap sudut sekolah sehingga memudahkan pelajar untuk cuci tangan.
Sekda Kota Palembang H Husni Thamrin mengatakan, komitmen pemerintah kota terhadap kebersihan sekolah dimulai dengan menggalakkan kegiatan cuci tangan sejak dini. “Bersih diawali dengan kebersihan tangan dulu. Hal itu sesuai dengan ajaran Rasulullah, bangun tidur bukan cuci muka tetapi mencuci tangan terlebih dahulu,” jelasnya. Kegiatan cuci tangan dengan sabun itu merupakan gerakan pertama yang harus ditularkan ke sekolah-sekolah lain.
Cuci tangan, terang Husni, merupakan kebiasaan baik yang harus diikuti karena dapat menghilangkan kuman dari tangan. Nah, pergerakan dunia juga sudah menyarankan karena sesuai dengan rekomendasi kesehatan bahwa cuci tangan memakai sabun itu sangat baik. “Kebiasaan baik itu harus dimulai dari anak-anak, sehingga mereka terbiasa untuk mencuci tangan hingga dewasa nanti,” jelasnya. Oleh karena itu, sasaran utama untuk membiasakan cuci tangan dimulai dari SD.
“SDN 33 Makrayu sudah mempunyai embrio dan cikal bakal untuk ke arah SD yang dapat diunggulkan dari segala segi. SD itu dapat menjadi percontohan. Toiletnya sudah bersih. Intinya, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat itu harus saling mendukung dan saling mengisi antar-elemen sekolah,” jelasnya.
Diakuinya, ketersediaan air bersih di sekolah menjadi paling utama guna mendukung kegiatan tersebut. “PDAM Tirta Musi terus melakukan pengembangan air bersih di SD. Nantinya, kita lakukan secara bertahap, targetnya setidaknya seperempat dari jumlah SD dapat dialiri air bersih. Komitmen Wali Kota sudah ditunjukkan dari sejak dilantik pada 2003 lalu. Tiga hari setelah dilantik, Wali Kota langsung memanggil Direktur PDAM. Alhamdulillah, perkembangan PDAM sangat baik,” jelasnya. Namun, untuk tingkat SMP-SMA rata-rata sudah dialiri air bersih.
Lebih jauh kata Husni, penggunaan air bersih ini harus diiringi dengan manajemen sekolah yang baik seperti, kepala sekolah dan guru bisa menjadi contoh melakukan tersebut. “Yang paling penting, ketika air bersih sudah mengalir 24 jam maka yang perlu diperhatikan adalah jangan boros dengan air. Yang paling penting adalah disiplin untuk mematikan kran apabila sudah mencuci tangan,” bebernya.
Sementara itu, Kepala SDN 33 Makrayu Hj Ratna Dewi menjelaskan, sekolahnya memiliki 21 westafel yang berada di depan 19 ruang kelas. Hal itu dilakukan sejak 2010. Selain itu, sekolahnya sudah mempunyai 25 toilet yang terpisah antara cowok dan cewek. “Kebiasaan mencuci tangan itu sudah kita mulai 2 tahun yang lalu. Kita biasakan mereka sebelum masuk kelas pelajar diharuskan mencuci tangan,” jelasnya. Westafel juga tersedia di ruang ruang laboratorium, UKS dan kantin sekolah.(cj7/ce2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar